Selasa, 23 Februari 2010

Eksplorasi Kekuatan Batu Mulia Jasper


Menyusuri pinggiran Desa Pasir Gintung, Kecamatan Panca Tengah, Tasikmalaya, Jawa Barat. Selain bisa melihat bongkahan bebatuan jasper, batu mulia jenis jaspis, juga bisa ikut mengolahnya menjadi hiasan mewah. Inilah pesona kekayaan Tasikmalaya, yang sayangnya, belum dieksplorasi secara maksimal oleh masyarakat sekitar.

Beberapa ahli geologi dari Bandung, belum lama ini, mengunjungi kawasan Sungai Cimedang. Di daerah ini banyak ditemukan batu mulia jasper. Masyarakat sekitar sering menyebutnya batu merah atau biduri ati ayam. Data terakhir menunjukkan, batu merah tersebar di kawasan seluas lima hektare tersebut. Dan, jumlahnya terus berkurang dari tahun ke tahun.

Di lihat dari sejarah terbentuknya jasper, sekitar 25 hingga 30 juta tahun lalu, Pasir Gintung diperkirakan sebagai kompleks gunung api bawah laut yang aktif. Struktur lapisan tanah menunjukkan, adanya aliran lava vulkanik yang kemudian membentuk jasper. Sementara kandungan warna merah disebabkan oleh besi yang dihasilkan hematit di dalam batu, sama halnya dengan jasper berwarna kuning hingga cokelat.

Sujatmiko, geolog sekaligus gemmolog--ahli batu mulia--biasa mengeksplorasi sekaligus mengkonservasi kekuatan batu jasper. Menurutnya, keindahan jasper keluar usai proses pemotongan dan penggosokan. Jika dilakukan secara maksimal, gemmolog akan mendapat batu dengan kilauan cahaya yang memantul indah.

Penting bagi seorang kolektor batu mulia mengetahui tahap-tahap pembuatan jasper. Mulai dari seleksi, pemahaman komposisi kandungan logam, hingga corak warna yang bakal dihasilkan. Ini mempengaruhi harga jual di pasaran juga. Penasaran dengan proses eksplorasi jasper? Bagaimana para pembuat jasper mengolah batu ini? simak berita selengkapnya dalam tayangan video Eksis, Rabu 2 September 2009.(OMI/VIN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar