Selasa, 16 Februari 2010

Manfaat Tidur Buat Anak


Tidur yang cukup memungkinkan otak dan organ tubuh lainnya berkembang serta bekerja optimal.


Tidur memang tak berpengaruh langsung terhadap kecerdasan anak. Maksudnya,
tidur cukup saja tidak otomatis membuat anak pintar. Yang benar, tidur cukup membuat fisik dan mental anak menjadi lebih kondusif. Nah, kondisi inilah yang berpengaruh pada kecerdasan anak.


Berdasarkan penelitian, selama tidur semua sel tubuh, termasuk sel otot, hati, ginjal, tulang sumsum, dan sel otak mengalami pemulihan. Bermodalkan tubuh yang bugar inilah anak diasumsikan akan lebih semangat melakukan sesuatu. Apalagi didukung oleh otak yang berfungsi dengan baik. Selain itu, hormon-hormon pun lebih aktif diproduksi selagi tidur. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja otak dan melancarkan pengangkutan asam amino dari darah ke otak. Dengan demikian sel-sel saraf semakin berkemungkinan memiliki pengetahuan yang permanen sifatnya.


Produksi kortisol sebagai salah satu hormon penting, mencapai titik tertinggi sejak tengah malam hingga pagi dini hari. Hormon ini berperan membantu anak dalam menghadapi stres yang dihadapinya setiap hari, disamping mengurangi kepenatan dan peradangan. Jadi, teramat wajar bila tidur malamnya kurang, anak jadi kelihatan loyo alias kurang vitalitas dan gampang uring-uringan. Ini karena minimnya produksi kortisol maupun rendahnya pemulihan sel-sel yang akhirnya membuat kemampuan tubuhnya jadi terbatas untuk melakukan berbagai kegiatan.


UNTUK KONSENTRASI DAN EKSPLORASI


Ketika energi berkurang dan tubuhnya mulai letih, si balita yang seolah tidak pernah capek bermain seringkali menjadi rewel, bukan? Kondisi itu juga menyebabkan anak tak lagi bisa berkonsentrasi menjalani aktivitasnya. Inilah saatnya si kecil perlu tidur. Dijamin, bila tidurnya cukup, anak akan segar kembali dan dapat bermain-main sambil berkonsentrasi dan bereksplorasi. Jadi bisa disimpulkan, tidur sangat mendukung perkembangan kecerdasan anak.


Sama halnya dengan anak yang bersekolah dari pagi hingga siang hari. Sepulang sekolah dalam keadaan letih dia pasti akan sulit berkonsentrasi ketika diminta mengulang pelajaran. Bila dipaksakan mungkin hasilnya nihil. Lebih baik berikan kesempatan pada anak untuk beristirahat agar energinya kembali.


KEBUTUHAN TIDUR PER USIA ANAK


Meski penting, beri tahu anak untuk tidur secukupnya saja. Porsi tidur yang berlebihan justru akan membuat tubuh malas beraktivitas dan pikiran tidak kreatif. Porsi tidur yang cukup bagi anak berbeda-beda tergantung usianya. Selain dari terpenuhinya porsi ini, kecukupan tidur bisa dilihat dari lelapnya tidur anak, kebugaran, dan apakah ia mengantuk atau tidak di siang hari. Inilah perinciannya:


* Bayi

Setidaknya 75 persen dalam sehari dipakai bayi untuk tidur, yaitu sekitar 20 jam. Ini wajar karena bayi butuh waktu lebih banyak bagi proses tumbuh kembang fisiknya atau belum menjurus ke arah perkembangan psikomotorik, pengetahuan dan sebagainya. Baru setelah berusia 6 bulan, kebutuhan tidurnya sedikit berkurang, yakni sekitar 12-15 jam per hari. Kenapa begitu? Karena di usia ini bayi mulai asyik dengan berbagai kemampuan barunya seperti memandangi obyek yang jadi pusat perhatiannya, menggerak-gerakkan tangan dan kakinya.


* Balita

Memasuki usia setahun dan seterusnya, jam tidur anak semakin berkurang atau menjadi sekitar 10-12 jam. Separuh hari si balita dihabiskan untuk menjajal kemampuan yang semakin meningkat, terutama dalam hal berinteraksi/bersosialisasi.


* Anak usia sekolah

Sesuai tahap perkembangannya, begitu menginjak usia 5 tahun, maka kebutuhan tidur anak semakin berkurang menjadi 8-10 jam per hari (usia 6 tahun butuh 10 jam, anak 12 tahun 9 jam). Di usia ini ada berbagai aktivitas yang mesti mulai dijalaninya secara teratur, seperti sekolah, les, bermain dengan teman, dan sebagainya. Apalagi di usia ini, anak umumnya kian dituntut untuk mengembangkan kemampuannya bersosialisasi. Agar antara kebutuhan tidur dan beraktivitas seimbang, sedari kecil latihlah anak tidur dengan jadwal teratur.


ANAK AKTIF TIDUR LEBIH SEDIKIT


Selain usia, waktu tidur juga tergantung pada tipe anak. Maksudnya, anak yang memiliki mobilitas tinggi atau terbilang sangat aktif mungkin saja di usia 6 tahun hanya tidur 6-7 jam, sama dengan waktu tidur orang dewasa. Soalnya, anak tipe ini memiliki energi "melimpah" sehingga membutuhkan penyaluran yang lebih leluasa pula. Meski begitu, jangan terlalu khawatir karena ia tetap bisa berkembang optimal kok.


Bedanya, anak dengan gangguan hiperaktif umumnya memiliki kebutuhan tidur sangat sedikit. Selain memiliki energi berlimpah, anak ini pun tak memiliki kemampuan membagi waktu. Tak heran kalau sejak pagi sampai sore ia habiskan dengan beraktivitas. Tidur hanya bisa dijalani kalau energinya benar-benar menipis. Mungkin secara umum aktivitas tidurnya tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan fisiknya. Namun untuk perkembangan mentalnya, anak seperti ini harus mendapat penanganan intensif mengingat anak hiperaktif mengalami gangguan fungsi otak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar