Selasa, 29 Desember 2009

Penyakit Hati

Hati (qalbu) sebagaimana tubuh, juga dapat menjadi sakit. Namun sayangnya, orang yang mengidap penyakit hati sering kali tidak menyadari bahwa dirinya telah terjangkit penyakit-penyakit hati. Padahal penyakit hati ini bisa jadi justru memiliki pengaruh yang lebih destruktif dibandingkan penyakit fisik. Dan orang yang mengidap penyakit hati tidak akan pernah menggapai kebahagiaan yang hakiki. Seandainya tujuan hidup adalah untuk menggapai kebahagiaan hidup, baik dunia maupun akhirat, maka mau tidak mau kita harus dapat bebas dari penyakit-penyakit hati tersebut. Oleh karena itu, kita harus dapat mengidentifikasi apa saja yang merupakan penyakit hati. Dan kita perlu mencari sebuah metode yang tepat untuk mengetahui seberapa parah penyakit hati yang kita derita. Dan yang lebih penting lagi, seperti halnya tubuh yang sakit membutuhkan obat, begitu pula hati yang sakit.

Suatu ketika, pernah disebutkan kepada Ibnu Abbas atau Ibnu Mas`ud bahwa orang -orang Yahudi mengatakan, ?Sesungguhnya kami tidak pernah digoda (oleh syetan) dalam shalat kami, dan hati kami selalu hadir (khusyuk).? Maka beliau menimpali, ?Memang benar, sebab apa yang akan dilakukan oleh syetan terhadap hati yang sudah hancur?? Maksudnya adalah bahwa hati orang-orang Yahudi adalah hati yang sudah hancur dan agama mereka adalah agama yang bathil, sehingga syetan tidak datang menggoda mereka. Karena ia tidak menginginkan yang lebih banyak daripada keyakinan yang telah mereka yakini tersebut.

Akan tetapi syetan akan mendatangi istana yang dibangun dan berpenghuni (makmur) untuk menghancurkan dan merobohkannya. Dia akan datang ke hati seorang mukmin yang mempercayai (agama Islam) untuk membuatnya menjadi ragu-ragu. Dan ia akan mendatangi hati yang datang kepada Allah, kemudian menghalang-halanginya dari (jalan)-Nya. Oleh karena itu, hendaklah orang yang diuji dengan penyakit was-was itu merasa bergembira.

Ditinjau dari segi bahwa ia diuji dengan penyakit tersebut karena keimanannya yang kuat dan syetan ingin melemahkan kekuatannya ini. Akan tetapi, ia harus menggunakan obat yang telah disebutkan oleh Nabi. Karena kalau tidak, niscaya syetan akan mampu menghancur-leburkannya.

Hal inilah yang mendasari sebuah pertanyaan, mengapa penyakit was-was banyak menimpa kaum wanita?

Maka Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjawab, ?Ya, karena mayoritas mereka memiliki dorongan yang kuat dalam mencintai kebaikan dan juga ketekunan mereka dalam ibadah. Namun hal tersebut disertai pula dengan lemahnya perlawanan. Maka penyakit was-was banyak menimpa mereka.?

Kemudian melanjutkan pada halaman lain, sesungguhnya perasaan was-was (bimbang) dalam dada merupakan penyakit yang sangat kronis, yang menyerang setiap mukmin. Kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh Allah. Oleh karena itu Allah menurunkan satu surat lengkap tentang masalah ini. Allah berfirman:

Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sesembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syetan yang biasa tersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.? (An Naas: 1-6)

Sampai-sampai hal ini juga menimpa para shahabat Rasulullah sebagaimana disebutkan dalam shahih Muslim dari riwayat Abu Hurairah, ia berkata:
Sekelompok shahabat Nabi datang menghadap Nabi, kemudian bertanya kepada beliau, seraya berkata, ?Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami mendapati pada diri kami ini ada sesuatu yang salah seorang di antara kami kesulitan mengungkapkannya?? Beliau balik bertanya, ?Apakah kalian semua juga mengalaminya?? Mereka menjawab, ?Benar.? Maka beliau bersabda, ?Itulah iman yang nyata.??

Maksudnya adalah perasaan seperti ini tidak akan menghinggapi seseorang kecuali bila imannya benar-benar nyata dan murni. Keimanan yang tiada keraguan lagi di dalamnya. Karena perasaan was-was senantiasa menyusup dalam hati orang tersebut sehingga mengeluarkannya dari keimanan.

Dalam Shahihain dari riwayat Abu Hurairah, ia berkata:
“Rasulullah bersabda, ?Syetan akan mendatangi salah seorang di antara kalian seraya berkata, ?Siapakah yang menciptakan demikian? Siapakah yang menciptakan demikian?? Hingga ia berkata, Siapakah yang menciptakan Allah? Nabi bersabda, ?Apabila ia sudah sampai seperti ini, maka hendaklah ia segera beristi`adzah (memohon perlindungan) kepada Allah dan berhenti.

Dalam hadits di atas, Nabi menyebutkan dua obat penyakit was-was.

1. Beristi`adzah kepada Allah. Yaitu mencari perlindungan kepada Allah, dan bertawakkal kepada-Nya. Sehingga ia bisa selamat dari penyakit berbahaya ini.
2. Berhenti. Yaitu berpaling dari angan-angan dan perasaan was-was ini.
Jadi hendaknya ia berpaling dari perasaan was-was tersebut dan terus berjalan mengarungi kehidupannya maupun dalam mengerjakan amal kebaikannya.

Awalnya hal ini akan terasa berat, namun bersabarlah niscaya perasaan itu akan hilang, insyaAllah. Karena yang memberikan resep obat ini adalah Nabi Muhammad, orang yang paling tahu tentang penyakit hati dan orang yang paling paham tentang obat-obatnya.

Syaikh menambahkan, ?Tinggalkan semua ini, bersabarlah dan tetaplah bersabar, hingga meskipun Anda menangis dan benar-benar menangis. Bersabarlah dan tetap lakukan apa yang sedang Anda kerjakan, niscaya Allah akan mengusir syetan dan menjauhkannya dari dirimu. Tentunya bila Anda mengamalkan apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.
Seperti memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk, berhenti dan berpaling dari semua itu. Oleh karena itu, saya nasehatkan kepada semua saudaraku yang diuji oleh Allah dengan ujian penyakit was-was ini, agar mereka mempraktekkan apa yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad. Hendaknya mereka memohon perlindungan kepada
Allah, berhenti dari perasaan was-was ini, dan tetap beraktifitas menjalankan segala urusan kehidupannya.?


Upaya terapi penyakit hati berikutnya adalah Seperti dalam Al-Quran surah 23. Al-Mukminun: 97:


"Dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan'. "

Untuk "ikhtiar batin"-nya, baiklah saya nukilkan dua hadis dari kumpulan "Shahih al-Kalim ath-Thayyib"-nya Syekh Islam Ibnu Taimiyyah. Ini:

1. Nabi Saw. bersabda:


"Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk, dari godaannya, dari tipuannya, dan bisikannya."

Sebab Allah telah berfirman:

"Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka berlindunglah kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS 41. Fushshilat: 36)
2. Utsman bin Abi al-'Ash pernah mengadukan kepada Rasulullah Saw. tentang setan yang menggoda-halanginya ketika salat, dan Rasulullah Saw. pun bersabda:

3. "Itulah setan yang bernama Khanzab; jika engkau merasakannya, mohonlah perlindungan Allah daripadanya (A'udzu billaahi minasysyaithaanir rajiim) dan meniuplah ke arah kirimu tiga kali. "Aku lalu mengamalkannya;" kata Utsman, "dan Allah pun menghilangkannya dariku." (HR Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar