Masa remaja adalah masa yang menyenangkan. Ada yang mengatakan masa yang penuh warna. Betapa tidak? Masa remaja adalah masanya seseorang mengalami banyak perubahan, baik perubahan secara fisik maupun mental. Seorang laki-laki dimasa remaja umumnya tubuh mengalami pertambahan tinggi yang pesat dan berotot, serta mulai tumbuh kumis atau jambang. Bagi perempuan akan mengalami menstruasi dan ‘pembentukan’ lekuk tubuh. Dimasa ini baik laki-laki maupun perempuan mulai punyai rasa suka kepada lawan jenis, atau biasa disebut masa puber.
Sebagian besar remaja memuaskan kebutuhan rasa suka terhadap lawan jenis dengan jalan berpacaran. Maklum, masih sekolah, mana mungkin melakukan pernikahan. Lagi pula mereka sama-sama tahu bahwa ini adalah masa penjajakan (coba-coba kecocokan). Ada diantaranya yang bertahan hingga menikah. Banyak pula yang kurang cocok dengan pacarnya, lalu memutuskan untuk mencari gebetan baru (pacar baru).
Namun, tidak jarang mereka berselingkuh (punya pacar lebih dari 1 orang). Ada pula yang hanya TTM-an (teman tapi mesra). Yang lebih parah lagi ada juga pasangan yang sebenarnya keduanya telah memiliki pacar (sama-sama selingkuh), tapi mereka enjoy dengan hubungan semacam itu.
Begitulah ringkasnya fakta-fakta remaja sekarang. Mereka bebas bergaul dengan teman yang mereka sukai, baik laki-laki maupun perempuan. Tidak peduli teman yang ia ajak bicara, curhat, pegangan tangan, peluk atau cium itu muhrim atau bukan muhrim. Yang penting sama-sama happy, suka sama suka, peduli apa dengan haram?
Padahal sebagian besar warga di negeri ini adalah muslim dan muslimah. Seseorang yang mengaku muslim atau muslimah berarti ia telah berjanji dan bersumpah atas nama Allah SWT untuk menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sumpah setia juga selalu dilantunkan saat seorang muslim shalat (…sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semata hanya untuk Allah seru selalian alam…), sehari 5 kali melafazhkan do’a iftitah tersebut. Namun anehnya, masih banyak saja yang menggunakan hidupnya bukan untuk Allah. Buktinya ada-ada saja orang yang berkata ”Aku cinta mati sama kamu” atau ”Kalau tidak percaya pada cintaku, belah saja dada ini”. Masya Allah…sampai sebegitu gampangnya orang mau menyerahkan nyawa hanya untuk merayu atau menggombali sang pacar.
Tanpa disadarinya, pada saat yang sama ia telah membuat Allah cemburu. Allah sangat marah bila itu terjadi, karena yang pertama dan utama yang harus dicintai adalah Allah SWT dan Rasulullah SAW, bukannya pacar, si yayang, apalagi selingkuhan. Hal ini telah ditegaskan Allah dalam Qur’an surah At Taubah: 24, yaitu ”…jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai , adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya…”.
Naudzubillahimindzalik jika lebih mencintai dunia ini dari pada Allah dan Rasul-Nya. Menyedihkan memangjika kita amati realita yang terjadi di sekeliling kita. Remaja sekarang banyak menghabiskan masa mudanya dengan bersenang-senang, foya-foya, dugem, dan pacaran sana-sini. Fatalnya lagi, anak-anak belia yang umurnya belum ampai 17 tahun pun sudah bisa berpacaran.
Pada saat mereka baligh, segala aturan Allah diberlakukan baginya. Jika ia melaksanakan maka akan mendapat pahala, sedang jika ia melanggarnya, sedikit atau banyak, dosalah yang ia dapat. Berbagai aturan dari Allah wajib ia taati, termasuk salah satunya adalah aturan Islam dalam pergaulan.
Islam telah mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan agar tercipta ketenangan dan kedamaian. Coba saja jika ita tidak diatur dalam pergaulan, maka banyak sekali muncul kerusakan. Kumpul kebo, perzinahan, anak yang lahir tanpa ayah, aborsi, MBA (maried by accident), dan sederet kasus lainya yang disebabkan oleh manusia-manusia yang tidak diatur pergaulannya.
Islam tidak pernah mengekang atau melarang laki-laki dan perempuan berinteraksi. Memang, kehidupan antara laki-laki dan perempuan itu dalam Islam harus dipisahkan, namun ada kalanya boleh berinteraksi. Interaksi antara laki-laki dan perempuan diperbolehkan dalam 5 hal, yaitu: dalam perkara pendidikan, kesehatan, muamalah, peradilan, dan khitbah (meminang). Jadi sekali lagi Islam mengatur pergaulan antara laki-laki dan perempuan adalah agar terciptanya ketenangan dan kedamaian dimuka bumi ini.
Idealnya, sebelum aqil baligh anak-anak sudah harus dikenalkan dengan rambu-rambu pergaulan menurut Islam. Karena hanya hukum Islam yang tegas mengatur pergaulan sesama manusia. Sayangnya kini kita hidup dinegeri yang tidak menerapkan hukum-hukum yang berasal dari sang Maha Pengatur tersebut. Akibatnya kita sendiri yang kewalahan menjaga diri,menjaga saudara atau anak-anak kita dari pergaulan yang semakin semeraut.
Bukan hanya kita sebagai individu yang mesti sadar akan kewajiban menjaga pergaulan, namuan wadah kita berinteraksi, yaitu masyarakat juga harus turut andil untuk mengkondisikan lingkungan yang benar-benar terjaga pergaulannya. Tidak hanya itu, peran pemerintahpun sangat kita perlukan. Karena sebuah aturan , jika negara yang menerapkannya, maka tidak ada lagi yang akan membantah. Pelanggaranpun kecil kemungkinannya terjadi.
Suka tidak suka, sebagai seorang muslim atau muslimah, kita harus ikhlas dan ridho menerima aturan yang telah ditetapkan Allah SWT. Karena hanya yang telah menciptakan manusialah yang paling tahu aturan yang bagaimana yang paling baik bagi ciptaan-Nya. Nah, kalau sudah ada ditetapkan aturannya dan hanya aturan itu yang dapat membawa kita pada keridhoan sang Khalik, kenapa kita susah-susah buat peraturan baru yang malah membuat manusia hancur karenanya. Masihkah kita ingin bergaul bebas tanpa peduli aturan Allah? Yang pasti jawabannya ”Nggak!”
Jumat, 25 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar