Selasa, 16 Maret 2010
Di Balik Air Mata Wanita
(Sumber : Tulisan dari Ida S. Widayanti, Arsip Majalah Hidayatullah Mei 2004)
Wanita sangat mudah menitikkan air mata. Mengapa demikian? Tak banyak yang tahu termasuk wanita itu sendiri. Kaum lelaki umumnya mengatakan bahwa wanita kerap menangis tanpa sebab yang jelas. Karena tangisan itu, wanita dianggap lemah. Namun anehnya, justru banyak lelaki tidak tahan dengan air mata wanita. Mereka langsung jatuh kasihan, terlebih jika air mata itu mengalir dari perempuan yang dikasihi. Sebab itu dikatakan air mata senjata ampuh wanita.
Mengapa wanita mudah menangis? Benarkah itu pertanda bahwa wanita cengeng? Haruskah air mata ditahan? Tinjauan Fisik dan PsikisDi Amerika ada lembaga khusus yang meneliti mata dan air mata. Lembaga tersebut bernama Dry Eye and Tears Research Center (Intisari). Sang direktur William H. Frey II, melakukan penelitian kandungan air mata yang disebabkan dua keadaan. Pertama air mata karena suasana hati dan kedua karena mata tercemar. Kelompok pertama diminta menyaksikan film mengharukan untuk menghasilkan air mata akibat emosi, dan yang kedua dipapar uap bawang merah untuk air mata rangsang tercemar. Setelah diteliti, air mata dari dua keadaan itu sama-sama mengandung tiga senyawa kimia yang dihasilkan tubuh selama perasaan tertekan. Protein tersebut adalah leusinenkefalin yang berfungsi mengatasi rasa sakit; adrenokortikotropik, yaitu hormon penanda perasaan tertekan dan penghilang rasa sakit; serta prolaktin, hormon peningkat produksi air mata dan pengatur produksi air susu. Dari penelitian tersebut Frey menemukan bahwa kelenjar air mata melarutkan dan mengeluarkan mangan (Mn, mineral yang terlibat dalam perubahan suasana hati). Air mata emosional mengeluarkan protein 24% lebih banyak daripada air mata rangsang tercemar. Kadar prolaktin dalam serum darah wanita dewasa hampir 60% lebih tinggi daripada pria. Ini bisa menjelaskan mengapa wanita menangis empat kali lebih sering daripada pria, dan wanita menopause yang kadar prolaktinnya berkurang, lebih jarang menangis. Dari 85% sukarelawan wanita dan 73% pria mengaku lebih lega setelah menangis. Frey menduga, air mata membuang zat beracun yang terkumpul di dalam tubuh akibat rasa tertekan. Dapat disimpulkan bahwa secara fisik dan psikis, menahan tangis tak baik karena mengurangi kemampuan seseorang menenggang rasa tertekan (yang merangsang pembentukan zat beracun dalam tubuh). Tinjauan AgamaDalam Islam, menangis merupakan salah satu bentuk pengakuan terhadap kebenaran. Dalam Al Quran dikatakan bahwa “Dan apabila mereka mendengar apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata, ‘Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam). (QS. Al-Maidah ayat 83). Rasulullah saw dan para sahabat benar-benar memahami dan merasakan getaran-getaran keimanan dalam jiwa mereka. Kelembutan hati mengantarkan mereka kepada derajat tertinggi sebagai hamba Allah Subhanahu Wata’ala. Suatu ketika Abdullah bin Umar berjalan di hadapan sebuah rumah yang penghuninya sedang membaca Al Quran. Ketika sampai pada ayat Al Quran yang tafsirnya,” …(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?” (Al-Muthaffifiin ayat 6), pada masa itu juga beliau diam berdiri tegak dan merasakan betapa dirinya seakan-akan sedang menghadap Tuhannya. Kemudian beliau menangis. Abu Bakar digelari oleh putrinya Ummul Mukminin Aisyah RA sebagai Rojulun Hakiy (orang yang senantiasa menangis). Beliau sangat sering menangis, dadanya bergolak ketika shalat bersama rasulullah karena mendengar ayat-ayat Al Quran. Begitulah para sahabat dan pengikut Nabi banyak mencucurkan air mata karena meyakini kebenaran yang dibawa Rasulullah saw. Menangis akan sulit jika hati dalam keadaan tidak peka. Tak mudah menemukan air mata, ketika berdoa sendirian bila hati tidak lembut. Pada masa ketika kehidupan diliputi gemerlap dunia, seorang mukmin harus senantiaa menjaga diri dan hatinya. Menjaga kelembutan dan kepekaan jiwanya. Menangis merupakan hal positif jika merupakan refleksi dari kesadaran. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya ketika tiada lagi yang sanggup menolongnya melainkan hanya Allah. Sadar bahwa hanya Allahlah tempat bergantung. Kesadaran yang menimbulkan kerendahan hati dan membawa manfaat dunia dan akhirat. Di antara tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan pada hari di mana tiada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang berdoa kepada Rabb-nya dalam kesendirian kemudian dia meneteskan air mata. Air mata juga bisa menjadi penawar duka, ketika rasa sedih menyempitkan perasaan dan menyesakkan dada. Namun, setetes air mata kerana takut pada Allah akan jauh memiliki keindahan. Penghuni surga ialah mereka yang sering menangis di dunia karena Allah. Manusia senantiasa berada dalam dua tangisan yaitu tangisan karena Allah dan tangisan bukan karena Allah. Tangisan pertama adalah tangisan yang disukai Allah, sedangkan yang kedua meski dapat mengurangi beban perasaan namun tidak bernilai ibadah. Wahai para wanita, menangislah seperti Saidina Umar yang selalu berkata pada dirinya sendiri,”Jika kiranya semua manusia ke dalam surga kecuali seorang, aku takut akulah orang itu.” Menangislah di kala membaca Al Quran, menagislah di kala berdoa di sepertiga malam terakhir, tangisilah kekurangan dan kelemahan diri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar