Selasa, 05 Januari 2010
Tsunami di Amerika, Badai di Asean
Guncangan gempa bumi berkekuatan 8,3 skala richter (SR) di Samudera Pasifik menimbulkan gelombang tsunami di Samoa dan Samoa Amerika dan Tonga, Selasa (29/9) waktu setempat. Diperkirakan tsunami itu menewaskan lebih 120 jiwa.
Seperti dilansir Bloomberg, Rabu (30/9), tsunami setinggi 5 kaki itu dilaporkan terjadi di Pago-Pago, sebelah selatan Samoa Amerika. Gelombang besar bergerak cepat ke pantai dan menerjang pemukiman hingga 1,5 kilometer wilayah daratan. Eni Faleomavaega, Delegasi Samoa untuk Kongres Amerika Serikat, bahkan menyebut tinggi gelombang mencapai 15 kaki di bagian lain kepulauan.
Korban di Samoa, 26 orang dipastikan tewas, bakal bertambah karena tim penyelamat di desa-desa terisolasi masih mengumpulkan mayatn
Sedikitnya 19 orang tewas di Samoa Amerika. Sementara di Tonga laporan sementara menyebut 10 warga meregang nyawa.
Gempa yang terjadi pada Rabu dini hari WIB itu merupakan yang terbesar semenjak guncangan 8,1 SR yang menghantam sebelah timur Pulau Kuril di Rusia pada Januari 2007. Pusat peringatan pasifik memperluas peringatan tsunami ke pantai barat AS dari perbatasan California-Meksiko hingga perbatasan Oregon-Washington.
Akibat tsunami di Samoa, jalan-jalan digenangi air. Beberapa pekerja di fasilitas National Park Service tidak diketahui nasibnya karena tenggelam. Guncangan gempa 8,3 skala Richter pada subuh waktu setempat terjadi sekitar 20 mil di bawah dasar laut, 190 kilometer dari Samoa Amerika. Wilayah yang masuk wilayah teritorial AS dan terletak 200 kilometer dari Samoa itu didiami oleh 65.000 jiwa penduduk.
Sementara itu, Badai Ketsana meninggalkan jejak yang merusak di kawasan Asia Tenggara. Tiga negara telah merasakan dampaknya, Filipina, Vietnam, dan Kamboja. Hingga Rabu (30/9), korban tewas di tiga negara itu telah mencapai 298 jiwa dan bakalan terus meningkat dengan cepat. Rumah penduduk banyak yang hancur, bahkan ibu kota Filipina, Manila, hampir lumpuh total.
“Kami biasa melihat badai yang menyapu satu atau dua rumah. Tapi kali ini, badai sangat kuat dan ratusan rumah tersapu,” ujar Gubernur Province Thom di Kamboja, Nam Tum. Di Vietnam, tanah longsor usai hujan deras memicu jumlah korban yang makin banyak.
Demikian pula dengan Filipina, di mana 1,9 juta penduduk terkena dampak dahsyat badai tersebut. Meski demikian, peringatan badai diturunkan karena menginjak negara keempat, yakni Laos, Ketsana mulai kehilangan kekuatannya. Ketsana tetap meninggalkan jejak kerusakan terbesar yang pernah terjadi 40 tahun belakangan ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar